Danau Paniai:
Suatu saat kala waktu tenga bicara, kita bergerak pelan ikuti jalan waktu yg bergulir diam. Sejenak hentikan langka pada sisi lain episode hari. Depan sana terpampang wajah pucat pasih danau paniai yg kian cemar. Gadis molek lagi rupawan itu ternoda, berkabung meratap dlm debu. Berjuta radang menyumbat nafas sekarat ia terlentang. Gugusan sungai alirkan racun merobek hati luka dalam. Bukit bobaigo tertunduk lesuh tanpa pohon tersendat bernapas. Rimba raya lenyap tak bernama hilang di tangan-tangan rakus menari ria menyumbat urat-urat aliran darah danau si tuan wissel. Merunduk kami dalam resah tengelam diseret kemarau panjang. Sepotong catatan bisu penuh isyarat ingin diujari di bibir danau ini, catatan inipun tersirat dlm nuansa alam nan merana. Ia bilang, kita sedang sakit di ingatan. Buta hati buta sadar. Kita ada diantara ada dan tiada. Kita mati sebelum mati kita.
Dari: +6281354116XXX
↧